Berita Wisata

Berita Update

Index Berita

Berita Olahraga

Berita Teknologi

Berita Kesehatan

Pasang Iklan Disini

Pasang Iklan Disini

Kaba Kampuang

Berita Entertainment

Pasang Iklan Anda

Pasang Iklan Anda

Pria ini relakan sisa hidup jadi kelinci percobaan aplikasi kanker

Ahli saraf Belanda telah berhasil menciptakan aplikasi mobile untuk penderita kanker tercanggih di dunia. Kelahiran aplikasi kanker itu sendiri tak lepas dari peran Frederik van den Broek.

van den Broek adalah seorang pria berumur 41 tahun yang telah meninggal bulan Agustus lalu akibat kanker otak. Di sisa-sisa hidupnya, van den Broek memiliki permintaan terakhir yang sangat mulia, yakni menawarkan dirinya sendiri menjadi kelinci percobaan untuk membuat aplikasi kanker otak.

Ide pembuatan aplikasi bernama 'MindApp' itu juga berasal dari van den Broek. Pria itu mengaku sangat frustasi akan penyakitnya dan membutuhkan bantuan berupa sebuah aplikasi mobile.

"Rumah sakit memberiku kopian jadwal minum obat dan diagnosis berapa lala lagi aku bisa hidup. Namun, bagi penderita kanker otak seperti ku, semua hal itu bisa hilang dengan cepat karena masalah ingatan," ujar van den Broek di email terakhirnya, Phys.org (18/09).

Guna membangun aplikasi tersebut, van den Broek dibantu oleh Jaap Reijneveld, dokter saraf dari Amsterdam's Free University Medical Centre (VUMC).

"Pasien kanker otak sering mengalami hilang ingatan. Dan aplikasi ini akan menjadi pendukung besar bagi hidup mereka. Mereka pasti memiliki jadwal perawatan yang banyak, dam aplikasi ini akan membantu mereka mengingat. Serta yang paling penting, memberikan data pasien pada dokter seperti kami," kata Reijneveld.

Aplikasi MindApp mempunyai 4 fitur unggulan yang bisa membantu pasien kanker, seperti kalender perawatan, alarm minum obat, catatan harian kondisi tubuh, dan umpan balik dari dokter atas catatan harian yang masuk.

Sayangnya, van den Broek tidak bisa ikut menggunakan aplikasi hasil inovasinya itu. Sebab, dia keburu meninggal sebelum MindApp selesai.

"Sangat disayangkan aku tidak akan bisa menggunakan aplikasi itu. Tapi, aplikasi itu adalah bukti bila penyakitku ini tidak sia-sia. MindApp adalah kado terakhir ku," ujar van den Broek pada AFP

Tidak ada komentar:

Berikan Tanggapan Anda